Rabu, 29 Januari 2020
Selasa, 29 Januari 2020

Selasa, 29 Januari 2020:
Yesus berkata: “Wahai kaumku, dalam Perumpamaan Penabur kamu melihat orang-orang dengan iman yang berbeda-beda. Jenis pertama adalah mereka yang memiliki iman lemah, seperti biji yang jatuh di tanah batu. Orang ini hanya bertahan sebentar bersama-Ku karena kurangnya akar iman. Jenis kedua adalah mereka yang kehilangan iman ketika gangguan dunia menumpas imannya, seperti biji yang jatuh di antara duri-duri. Jenis ketiga adalah orang-orang yang memiliki iman kuat dengan dasar yang baik, saat bijinya jatuh di tanah subur dimana hasilnya berlipat 30, 60 dan seratus kali lipat. Ini adalah waktu yang bagus untuk memeriksa kehidupanmu sendiri agar tahu jenis siapa kamu dan bagaimana reaksimu terhadap Firman-Ku yang ditanam dalam hatimu? Kamu bisa mengambil pelajaran dari perumpamaan ini, dan kamu dapat berupaya lebih baik dalam menunjukkan hasil kerja baikmu kepada-Ku.”
Yesus berkata: “Wahai kaumku, Aku telah memberikan hidup bagi setiap kalian, tetapi sekarang beberapa orang ingin memilih siapa yang harus hidup dan siapa yang harus mati. Hanya Aku saja yang seharusnya membawa orang-orang pulang dalam kematian, bukan pembunuh di masyarakatmu. Mengaborti bayi adalah isu paling penting di masyarakatmu. Isu ini lebih penting daripada perang, virus yang membunuh beberapa orang, atau peradilan impiachment Presiden kalian baru-baru ini. Isu aborsi lebih penting karena setiap tahunnya jutaan bayi dibunuh. Ada satu partai yang mendukung aborsi dan partai lain yang menentangnya. Karena aborsi sangat memarahkan Aku dan mengabaikan rencana-Ku untuk hidup-lah itu, lebih baik memilih calon-calon yang menentang aborsi. Aku menyerukan kaum-Ku untuk berprotes melawan aborsi dan klinik Planned Parenthood yang mengabortus anak-anak-Ku. Ini adalah keputusan kehidupan atau kematian terbesar yang diambil oleh rakyatmu. Waktu telah tiba agar kamu membuat aborsi ilegal karena itu membunuh anak-anak kalian sendiri yang Aku ciptakan. Negara kalian akan segera menderita hukuman berat jika tidak menghentikan aborsinya.”