St. Thomas Aquinas berkata: "Segala puji bagi Yesus."
"Aku datang untuk menjelaskan beberapa cara di mana kebanggaan, yang adalah cinta diri yang tidak teratur, mempengaruhi hati nurani. Rasa bersalah merupakan bentuk dari kebanggaan. Aku katakan ini karena rasa bersalah adalah hasil ketidakmampuan mengampuni dirinya sendiri atas suatu pikiran, kata atau perbuatan di masa lalu. Ketidakmampuan untuk mengampuni itu sebenarnya adalah ketidakmampuan percaya bahwa dia (jiwa) mampu melakukan dosa seperti itu. Setiap jiwa perlu mengenali bahwa secara manusiawi dan melalui kebebasan berfikir, dia dapat menyerah pada kesalahan apapun."
"Ini membawa aku ke area lain di mana kebanggaan menyesatkan jiwa--yaitu kondisi hati nurani palsu. Dalam keadaan seperti itu, jiwa percaya bahwa dia di atas melakukan beberapa dosa atau kadang-kadang, tidak ada dosa sama sekali. Mungkin dia memegang posisi penting dalam Gereja atau hierarki dunia dan salah mengira bahwa dia bebas dari tuduhan. Sering kali orang-orang yang sama ini adalah yang paling kritis terhadap tetangga mereka atau bahkan jatuh ke dalam jebakan perhitungan cepat. Ini merupakan jebak kebanggaan lainnya."
"Beberapa di antara mereka yang membaca atau mendengar kata-kata aku kepada kamu hari ini tidak akan mengenali diri mereka, karena mereka menolak untuk melihat dirinya dalam pesan-pesan ini. Mereka adalah orang-orang yang tanpa sadar memberikan telinga yang mau ke Setan, tetapi membuat telinganya buta terhadap Surga. Doakanlah bagi mereka."